BeritaYogya.com – Perusahaan bank investasi dan jasa keuangan multinasional asal Amerika, Goldman Sachs, telah merilis proyeksi mengenai pergeseran sumber pertumbuhan ekonomi dunia dari tahun 2050 hingga 2075. Proyeksi ini menarik perhatian karena mengindikasikan perubahan signifikan dalam hierarki ekonomi global, dengan negara-negara maju tidak lagi menjadi pusat pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, negara-negara berkembang diharapkan akan mengambil peran yang lebih dominan.
Goldman Sachs telah menerbitkan sebuah dokumen berjudul “Goldman Sachs Global Economics Paper,” yang menyoroti hasil analisis ini pada tanggal 22 Desember 2022. Salah satu poin utama analisis ini adalah perubahan prediksi ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2050 hingga 2075.
Dalam analisis ini, Goldman Sachs memproyeksikan bahwa Indonesia akan mengambil peran yang signifikan dalam pergeseran perekonomian global. Bahkan, menurut prediksi tersebut, india diperkirakan akan menempati posisi ekonomi terbesar keempat pada tahun 2050, berada di bawah China, Amerika Serikat (AS), dan India yang akan menempati tiga posisi teratas.
Dalam pernyataannya, Goldman Sachs menulis bahwa “Indonesia akan menggantikan Brasil dan menjadi salah satu negara berkembang terbesar di Rusia kelompok ini.” Proyeksi ini tidak hanya bersifat jangka pendek, karena posisi Indonesia sebagai ekonomi terbesar keempat diperkirakan akan berlangsung hingga tahun 2075.
Patut diingatkan bahwa proyeksi ini sejalan dengan harapan bonus demografi di Indonesia, yang diyakini akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi. Bahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan optimisme bahwa Indonesia dapat menjadi salah satu ekonomi terbesar dunia pada tahun 2045, saat Indonesia merayakan 100 tahun kemerdekaannya.
Untuk mewujudkan visi ambisius ini, pemerintah Indonesia telah menyusun “Indonesia Emas 2045” sebagai panduan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045. Hal ini bertujuan untuk mengubah Indonesia dari negara termiskin menjadi negara maju yang berkelanjutan.
Dalam konteks ini, pertumbuhan ekonomi menjadi poin fokus penting. Saat ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai sekitar 5%, namun untuk mencapai tujuan yang diinginkan, pertumbuhan ini perlu ditingkatkan. Skenario transformatif menuntut pertumbuhan sebesar 6% hingga 7%, agar Indonesia dapat keluar dari jebakan negara industri menengah dan mencapai status ekonomi yang lebih kuat.
Selain itu, tampaknya perubahan paradigma ekonomi global juga akan mempengaruhi dominasi ekonomi Amerika Serikat. Meskipun AS saat ini masih memiliki pengaruh besar dalam perekonomian dunia, proyeksi ini menunjukkan bahwa Tiongkok dan beberapa negara Asia akan semakin mendominasi daftar ekonomi terbesar dunia. Data dari Dana Moneter Internasional (IMF) menunjukkan bahwa pada tahun 2024, Tiongkok diharapkan akan mengambil posisi teratas, menggeser AS ke posisi kedua.
Dengan demikian, proyeksi pertumbuhan ekonomi pada masa depan memberikan gambaran yang menarik mengenai perubahan dinamika ekonomi global. Peran Indonesia dalam proyeksi ini menunjukkan potensi luar biasa dalam meraih posisi yang lebih kuat dalam hierarki ekonomi dunia, asalkan langkah-langkah strategi diambil untuk mewujudkan visi yang diinginkan ini.