BeritaYogya.Com – Hari Batik Nasional 2023 telah tiba. Pemerintah pusat hingga daerah memiliki berbagai kegiatan untuk menyemarakannya. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), sebagai salah satu pusat kebudayaan dan dikenal sebagai salah satu wilayah yang memiliki keragaman batik, DIY memiliki peran yang sangat penting dalam mempromosikan, melestarikan dan mengembangkan batik.
Politisi muda Jogja, Dr. Raden Stevanus Christian Handoko S.Kom., MM., anggota DPRD DIY dari Partai Solidaritas Indonesia menyampaikan pandangannya terkait dengan Hari Batik Nasional.
“Batik saat ini menjadi salah satu warisan budaya Indonesia yang berharga. Batik telah menjadi lebih dari sekadar kain tradisional namun telah menjadi simbol kebanggaan nasional. Berbagai pertemuan kenegaraan bahkan menjadikan batik menjadi salah satu pakaian resmi yang digunakan”, Ujar Dr. Raden Stevanus.
“Batik memiliki potensi ekonomi yang tinggi. Persaingan dalam bisnis batik semakin sengit, terutama di DIY yang memiliki banyak produsen batik berkualitas tinggi. Pelaku industri berlomba-lomba untuk menghadirkan koleksi-koleksi yang menarik perhatian pasar lokal dan internasional. Hal ini mendorong inovasi dan kreativitas dalam desain serta pembuatan batik. Di DIY, seni membuat batik terus berkembang pesat. Pelaku industri batik di daerah ini tidak hanya menjaga tradisi, tetapi juga berinovasi dalam desain dan teknik pembuatan batik”, ujar Dr. Raden Stevanus.”, Ujar Dr. Raden Stevanus.
Sebagai kota pariwisata, kota budaya yang dikunjungi jutaan wisatawan pertahun. Berbagai produk, tidak hanya berupa kain menjadi daya Tarik wisatawan untuk menjadi barang yang layak dibeli, menjadi oleh-oleh atau digunakan secara langsung.
“Batik telah menjadi bagian integral dari industri kreatif di DIY. Selain kain, batik digunakan dalam berbagai produk, mulai dari pakaian hingga aksesoris dan perabotan. Ini menciptakan peluang bisnis yang luas bagi warga DIY, dan semakin banyak orang yang memasuki sektor ini. UMKM di DIY bermunculan dan menjadi penggerak sektor ekonomi yang berkaitan juga dengan sektor pariwisata di DIY”, Kata Dr. Raden Stevanus.
“Dengan potensi seperti itu, saya berharap pemerintah dapat turut hadir memberikan dukungan bagi para pelaku industri kain batik, industry kreatif, umkm yang memanfaatkan bahan dasar kain batik dan ekosistem terkait lain. Ekosistem batik di DIY perlu diperhatikan dengan sungguh-sungguh oleh pemerintah daerah”, ungkap Dr. Raden Stevanus politisi muda PSI asli Jogja.
“Perkembangan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di dunia terus tumbuh termasuk di DIY. Persaingan menjadi semakin ketat dengan pemain industry kreatif dari berbagai wilayah. Pemanfaatan teknologi digital tidak bisa terelakan, mau tidak mau harus beradaptasi ikut memanfaatkan. Termasuk diranah pemasaran. Pelaku Batik di DIY diharapkan juga tidak ketinggalan dalam memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Transformasi digital harus disikapi dengan bijak”, ujar Dr. Raden Stevanus.
“Pemanfaatan teknologi digital diharapkan dapat membantu dan mengoptimalkan promosi informasi tentang berbagai hal tentang batik Indonesia ke tingkat global. Dan yang tidak kalah penting pelaku industri batik DIY bisa bertransformasi dan semakin memanfaatkan media sosial, situs web, dan platform e-commerce untuk memasarkan produk mereka kepada audiens yang lebih luas. Dengan demikian, batik DIY menjadi lebih mudah diakses oleh pecinta batik di seluruh dunia”, pungkas Dr. Raden Stevanus.