BeritaYogya.com – Perintis perusahaan baru atau startup mulai menjamur di Indonesia mulai dari tahun 2015 yang lalu. Pada tahun 2015 tersebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengatakan bahwa ada 62 startup bangsa dari berbagai macam industri yang menerima sumbangan dana dari para investor baik dari dalam maupun luar negeri.
Indonesia termasuk ke dalam 8 negara berkembang yang dinilai berpotensi untuk terus maju dalam bidang teknologi.
Pada tahun yang sama pemerintah Indonesia memberikan dukungan dengan memberikan target menciptakan 1.000 technopreneurs dalam jangka waktu lima tahun ke depan dan menjadikan valuasi ekonomi digital sebagai alat pendorong PDB hingga 22% persen hingga tahun 2020.
Untuk di Indonesia model usaha bisnis startup mayoritas berupa ecommerce, pendidikan, dan game. Hingga saat ini Indonesia memiliki startup sebanyak 2.228 perusahaan dan termasuk 5 besar di dunia.
Perkembangannya perusahaan startup di Indonesia tidak berjalan mulus begitu saja.
Pada awal pandemi Covid-19 pada tahun 2020 terdapat banyak perusahaan startup yang mulai berguguran.
Ditambah lagi dengan ketegangan politik antara Rusia dan Ukraina menambah penurunan dari start up yang ada di Indonesia.
Contohnya perusahaan Zenius yang mem PHK lebih dari 200 karyawannya dan juga perusahaan LinkAja yang juga memPHK banyak karyawannya.
Deputi IV kementerian Koordinator Perekonomian Muhammad Rudy Salahudin mengatakan bahwa Indonesia berada pada peringkat ke 6 jumlah startup terbanyak di dunia. Terdapat sekitar 2.400 start up di Indonesia, dan beberapa diantaranya muncul saat Pandemi Covid-19.
“Sejak pandemi tak hanya bidang e-commerce, ride hailing dan financial service saja yang tumbuh tetapi banyak juga start up baru yang muncul seperti edutech, healthcare dan masih banyak lagi. Hal tersebut dikarenakan banyak aktivitas yang terganggu bahkan terhenti saat pandemi Covid-19 terjadi. Saat ini ada 2.400 startup yang ada di Indonesia dan sekaligus menduduki peringkat 6 jumlah startup terbanyak di Dunia” ujar Rudy Salahudin.
Dengan jumlah startup tersebut dapat meningkatkan potensi ekonomi digital yang ada di Indonesia, saat ini nilai ekonomi digital Indonesia mencapai 77 Miliar dollar AS dan menjadi nilai ekonomi tertinggi di lingkup ASEAN.
Rudy juga menambahkan bahwa nilai ekonomi digital Indonesia bisa mencapai 130 miliar dollar AS pada tahun 2025 dan akan terus meningkat hingga 360 miliar dolar pada 2030 mendatang.
Indonesia merupakan negara yang memiliki pertumbuhan bisnis yang bagus untuk para startup.
Indonesia menduduki peringkat kelima dunia jumlah start up terbanyak setelah Amerika Serikat, India, Inggris dan Kanada, tidak hanya kuantitasnya saja yang banyak tetapi kualitas yang dimiliki oleh startup di Indonesia juga termasuk unggul di lingkungan Asia.
Sekarang ini ada 7 perusahaan startup unicorn atau yang memiliki valuasi diatas 1 juta USD dan 1 perusahaan startup decacorn atau perusahaan yang memiliki valuasi diatas 10 juta USD.
Dimana valuasi dari pasar unicorn dan decacorn ini mendominasi di lingkup Asia Tenggara, seperti GoTo, yang diperkirakan mencapai 572 triliun rupiah, J&T 112 triliun rupiah, Bukalapak 100 triliun rupiah dan Traveloka 43 triliun rupiah.
Saat ini bisnis startup Indonesia memiliki banyak perkembangan diantaranya merupakan bisnis startup paling potensial di Asia, muncul banyak startup unicorn baru di Indonesia seperti Gojek, Grab, Lazada, J&T dan masih banyak lagi, dan terdapat 8 startup Indonesia masuk ke dalam daftar Forbes Asia 100 to watch.