Peringatan World Pneumonia Day 2023: Pemerintah Komitmen Menurunkan Kasus Kematian Bayi akibat Pneumonia

6
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu (Foto: Kemenkes)

BeritaYogya.com – Direktur Pencegahan dan Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, Imran Pambudi, mengungkapkan bahwa pneumonia, sebuah penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), setiap tahunnya menjadi penyebab utama kematian pada bayi dan balita.

Pernyataan tersebut disampaikannya saat memberikan arahan dalam acara Peringatan World Pneumonia Day 2023 dan Peluncuran Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Pneumonia Diare (RAN PPD) 2023-2030 pada Kamis (9/11/2023).

Imran menekankan komitmen pemerintah Indonesia untuk menghentikan kematian bayi baru lahir dan anak balita akibat penyakit yang dapat dicegah. Tujuannya adalah kurang dari 12 per 1,000 kelahiran hidup bayi baru lahir dan mengurangi kematian menjadi kurang dari 25 per 1,000 kelahiran hidup balita.

Sebagai langkah konkret, Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Pusat Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada menyusun RAN PPD 2023-2030.

Imran berharap Hari Pneumonia Sedunia yang bersamaan dengan Hari Kesehatan Nasional pada 12 November setiap tahun dapat dijadikan momentum untuk mengkampanyekan pengenalan tanda dan gejala pneumonia sejak dini.

Sebagai hasilnya, bila ada bayi atau balita yang menunjukkan gejala pneumonia seperti batuk dan kesulitan bernapas, Imran mengajak untuk segera membawa mereka ke fasilitas kesehatan terdekat.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu, menambahkan bahwa pneumonia merupakan penyakit ISPA yang setiap tahunnya menjadi penyebab utama kematian pada bayi dan balita.

“Angka kematian pneumonia harus turun dari tiga per seribu kelahiran hidup. Jadi hanya tiga kematian per seribu kelahiran nanti di 2030, diare satu per seribu kelahiran hidup,” kata Maxi.

Dalam RAN PPD, terdapat indikator-indikator yang melibatkan berbagai faktor untuk mencegah pneumonia, seperti ASI eksklusif, pemberian makanan, imunisasi, kesehatan lingkungan, dan pengelolaan makanan.

Maxi menyatakan perlunya evaluasi setiap tahun terhadap pencapaian tujuan RAN ini dan berharap agar rencana ini dapat diikuti dengan baik.

Permasalahan penyakit ISPA, yang termasuk pneumonia, cenderung meningkat dalam beberapa dekade terakhir baik secara global maupun nasional. Imran mencatat bahwa pneumonia menyebabkan lebih banyak kematian pada balita daripada gabungan penyakit AIDS, Malaria, dan Campak.

“Pneumonia menyebabkan kematian pada balita lebih banyak di dunia dibandingkan gabungan penyakit AIDS, Malaria, dan Campak. Setiap tahun diperkirakan lebih dari dua juta balita meninggal karena pneumonia,” ujar Imran saat memberikan sambutan.

Pneumonia sendiri dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur di udara, dengan 60 persen kasus di negara berkembang disebabkan oleh bakteri, sementara di negara maju, penyebabnya adalah virus.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here