BeritaYogya.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melemah pada perdagangan hari Rabu, 16 April 2025, ditutup turun 0,65% atau setara 41,63 poin ke posisi 6.400. Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), dari keseluruhan saham yang diperdagangkan, 355 saham mengalami penurunan, 344 stagnan, dan 261 mencatat kenaikan.
Sektor yang mengalami kenaikan tertinggi adalah sektor kesehatan dengan pertumbuhan 0,61%, sementara sektor finansial tercatat sebagai yang paling tertekan, melemah 1,27%.
Volume perdagangan pada hari itu mencapai 28,79 miliar lembar saham, dilakukan dalam 1,15 juta transaksi, dengan nilai total Rp21,14 triliun. Kapitalisasi pasar Bursa tercatat berada di angka Rp11.036 triliun.
Menurut Tim Analis Pilarmas Investindo Sekuritas, tekanan tidak hanya terjadi di dalam negeri, tetapi juga merata di seluruh kawasan Asia. Hal ini dipicu oleh merosotnya saham-saham teknologi, khususnya Nvidia, akibat larangan ekspor chip ke Tiongkok oleh Pemerintah Amerika Serikat.
Situasi diperburuk oleh kebijakan Presiden AS Donald Trump, yang secara resmi menetapkan kenaikan tarif impor terhadap produk Tiongkok hingga 245 persen. Selain itu, Trump juga membuka wacana pengenaan tarif tambahan untuk impor mineral, chip, hingga produk farmasi ke AS.
Hingga kini, belum ada respons langsung dari pemerintah Tiongkok terkait kenaikan tarif tersebut, namun sinyal penolakan sudah tampak dari sikap Beijing yang tetap menunjukkan keteguhan menghadapi tekanan.
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memprediksi bahwa pengumuman tarif tinggi ini akan memberikan tekanan besar pada pasar saham dan nilai tukar, terutama di kawasan Asia. “Tarif setinggi itu adalah langkah ekstrem dan akan memicu kekhawatiran besar di kalangan investor global,” ujarnya.
Dengan adanya kondisi tersebut, pasar domestik dan global diprediksi akan tetap dalam kondisi penuh kehati-hatian dalam waktu dekat, sembari menanti respons lanjutan dari Tiongkok dan dampaknya terhadap hubungan dagang global.