BeritaYogya.Com – Pernyataan Effendi Simbolon yang menyinggung TNI seperti gerombolan terlontar dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi I DPR RI dengan Kemenhan dan TNI, Senayan, Jakarta, pada Senin 5 September.
Petinggi TNI dari Panglima TI hingga seluruh kepala staf angkatan hadir, kecuali Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman.
Ketidakhadiran Kepala Staf Angkatan Darat ini kemudian membuat Effendi Simbolon melontarkan kritiknya terhadap TNI.
“…Panglima TNI hadir, KSAD tidak ada. Ada apa dengan TNI…, Kami banyak temuan, disharmoni, ketidakpatuhan, ini TNI kayak gerombolan, lebih-lebih dari ormas, tidak ada kepatuhan…kenapa di tubuh TNI ada pembangkangan-pembangkangan…,” kata Effendi Simbolon.
Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa menjawab pernyataan anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon yang mengibaratkan TNI seperti gerombolan.
Saleh Mustafa, menyatakan tak ada satupun negara di dunia yang militernya bersifat gerombolan, termasuk TNI.
Ia menyatakan selain sebagai alat pertahanan negara, TNI juga merupakan alat pemersatu bangsa.
“TNI adalah organisasi yang menjiwai dan dijiwai kerakyatan, tidak ada satupun negara di dunia yang TNI atau militernya itu bersifat gerombolan, itu tidak ada,” ungkap Saleh dalam keterangan yang diterima, pada Selasa 13 September 2022.
“Yang ada TNI adalah sebagai alat dan pemersatu bangsa. Itu perlu diingat, TNI sebagai alat pertahanan negara dan alat pemersatu bangsa, itulah kelebihan TNI khususnya TNI AD,” tambah dia.
Ia mengaku bertanggungjawab terhadap kondisi moril dan keadaan prajurit di wilayahnya. Saleh Mustafa menyebut Prajurit Kodam XVII/ Cenderawasih mempunyai satu komando, yaitu azas komando.
Dalam operasi penggunaan kekuatan, prajurit, ungkap Saleh Mustafa, loyal kepada Panglima TNI.
Sementara pada pembinaan kekuatan, prajurit, kata dia, loyal kepada Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
“Ini tidak ada masalah. Moril pasukan tetap terjaga, soliditas kuat, kita punya kekuatan yang kuat, apalagi Prajurit Kodam XVII/Cenderawasih ini dalam tugas sehari-hari melaksanakan kedua tugas ini, yaitu penggunaan kekuatan dan pembinaan kekuatan,” ungkapnya.
Saleh Mustafa menyayangkan pernyataan Effendi yang merupakan politikus PDIP tersebut. Saleh Mustafa menambahkan bahwa TNI lahir dari sejarah perjuangan yang tidak mudah.
“Berkaitan dengan statement-statement berkaitan pembinaan moril Prajurit, saya sangat menyayangkan. Karena TNI lahir dari Rakyat dan sejarah perjuangan yang tidak mudah. Negara lahir dan terbentuk, itu juga lahirnya TNI,” katanya.