BeritaYogya.com – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa konsep kesehatan yang benar adalah mempertahankan kesehatan individu daripada mengobati mereka yang sudah sakit.
Pernyataan ini dia sampaikan saat memberikan kuliah umum di Gedung A Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia pada Sabtu (11/11/2023).
“Dalam upaya untuk meningkatkan gaya hidup sehat dan kesejahteraan, tidak ada kata-kata ‘menyembuhkan orang’. Fokusnya adalah menjaga orang tetap sehat dan sejahtera, sehingga tidak ada kata-kata ‘mengobati orang sakit’,” ujar Menkes Budi melalui pernyataan resmi pada Minggu (12/11/2023).
Sebelumnya, 80 persen dari anggaran kesehatan dialokasikan untuk pengobatan masyarakat yang sakit, termasuk program untuk dokter spesialis, rumah sakit, alat kesehatan, dan obat-obatan. Menkes Budi menekankan bahwa konsep kesehatan yang benar adalah menjaga kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Untuk mewujudkan konsep kesehatan ini, Menkes Budi memulai enam pilar transformasi kesehatan, salah satunya adalah transformasi layanan primer. Dia melakukan revitalisasi pada Puskesmas, Posyandu, dan Puskesmas pembantu (Pustu).
Inisiatif ini telah diakui dalam undang-undang kesehatan. Bukan hanya pada 10 ribu Puskesmas tingkat kecamatan dan kelurahan di 34 provinsi, tetapi Kemenkes juga berencana untuk menurunkan jumlahnya menjadi 85 ribu Puskesmas pembantu di level desa dan 300 ribu di level dusun.
Selain itu, upaya promosi preventif juga dilakukan terhadap anak usia muda, dengan menyertakan kurikulum kesehatan dalam pendidikan formal seperti PAUD, TK, SD, SMP, dan SMA. Menkes Budi meyakini bahwa edukasi promosi kesehatan sebaiknya dimulai sedini mungkin, dan akan diintegrasikan ke dalam kurikulum resmi mulai tahun depan.
“Dalam kurikulum tersebut, akan terdapat informasi-informasi mengenai penyakit beserta cara pencegahannya. Promosi kesehatan harus menjadi gerakan inklusif, bukan eksklusif,” tegas Menkes Budi.