Langkah Strategis di Jepara dengan Kolaborasi Pelayanan KB untuk Menurunkan Angka Stunting

8
Kolaborasi Pelayanan KB Terpadu dengan Beberapa Mitra Kerja ( Foto : Pemprov Jateng )
Kolaborasi Pelayanan KB Terpadu dengan Beberapa Mitra Kerja ( Foto : Pemprov Jateng )

BeritaYogya.com – Kerjasama dalam pelayanan Keluarga Berencana (KB) menjadi hal yang sangat penting, terutama untuk meningkatkan partisipasi pasangan yang akan menerima KB, mengurangi angka stunting, serta memperbaiki kesehatan reproduksi perempuan.

Letkol Inf Mokhamad Husnur Rofiq, Dandim 0719/Jepara, menjelaskan bahwa program pelayanan KB Serentak dimulai dengan kegiatan sosialisasi yang mencakup kunjungan rumah, kegiatan informasi edukasi (KIE) keliling, dan kampanye melalui media sosial. 

Selama proses sosialisasi ini, melibatkan Babinsa, Kader KB, Penyuluh KB, dan berbagai mitra kerja lainnya.

Selain itu, selaras dengan upaya pelayanan KB, Rofiq juga mencatat bahwa pihaknya, bersama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara, berkolaborasi dalam pembentukan Satuan Tugas (Satgas) penanganan angka stunting di wilayah tersebut, yang dikenal sebagai Satgas Sing Gemati. 

Satgas ini bertugas untuk menyasar anak-anak yang berisiko mengalami stunting di wilayah Jepara.

“Ini merupakan kolaborasi pemerintah dan TNI, pelayanan KB Nusantara dengan percepatan penurunan stunting,” tuturRofiq, pada peringatan hari kontrasepsi sedunia dan TNI Manunggal Bangga Kencana Kesehatan Tingkat Provinsi Jawa Tengah 2023, di Pendapa RA Kartini, Selasa (26/9/2023).

Pj Bupati Jepara, Edy Supriyanta, juga menggarisbawahi pentingnya kesadaran bersama masyarakat mengenai perencanaan keluarga dengan berbagai metode kontrasepsi yang ada. 

Menurutnya, perencanaan keluarga merupakan aspek penting yang harus dipersiapkan setelah pernikahan. 

Dengan perencanaan keluarga yang matang, pasangan dapat merencanakan kehamilan dan memilih metode kontrasepsi yang sesuai. 

Ini sangat penting karena berdampak pada kesejahteraan mental dan kebahagiaan keluarga, terutama perempuan sebagai ibu dalam keluarga.

“Saat ini, masih banyak anak-anak disinyalir menikah di bawah umum. Ini harus menjadi perhatian bersama,” ungkap Edy.

Untuk mengatasi masalah ini, Edy meminta kepada DP3AP2KB (Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana) dan Dinkes (Dinas Kesehatan) untuk bersama-sama memberikan sosialisasi kepada siswa SMA tentang pentingnya kesehatan reproduksi perempuan.

Pihaknya menekankan bahwa pernikahan yang dipaksakan dapat membahayakan kesehatan perempuan.

Aster Kasdam IV/Diponegoro, Kolonel Arm Tejo Widhuro, menambahkan bahwa masih ada banyak anak yang mengalami stunting dan ini adalah tanggung jawab bersama sebagai warga negara. 

“Seluruh jajaran hingga tingkat Babinsa kami instruksikan untuk turun ke lapangan. Kapanpun, di manapun, kami siap membantu penurunan stunting,” tegasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here