
BeritaYogya.com – Kraton Yogyakarta kembali menghadirkan pameran temporer bertajuk Hamong Nagari: Aparatur Nagari Yogyakarta di Kompleks Kedhaton Kraton Yogyakarta. Pameran ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Tingalan Jumenengan Dalem, atau ulang tahun kenaikan takhta ke-36 Sri Sultan Hamengku Buwono X. Publik dapat mengunjungi pameran ini mulai 8 Maret hingga 17 Agustus 2025, setiap hari pukul 08.30 hingga 14.00 WIB.
Pada hari pembukaan, Sabtu (8/3), Sri Sultan Hamengku Buwono X secara langsung meninjau pameran didampingi oleh GKR Bendara, Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan Nitya Budaya Kraton Yogyakarta. Hadir pula sejumlah pejabat Forkopimda DIY, seperti Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan, Ketua DPRD DIY Nuryadi, serta para tamu undangan lainnya.
Pameran ini berfokus pada peran besar Abdi Dalem dalam sejarah Kraton Yogyakarta. Seiring waktu, peran mereka mengalami perubahan menyesuaikan kebutuhan sumber daya manusia Kraton. Oleh karena itu, pameran ini menggali sejarah dan evolusi fungsi Abdi Dalem dalam pemerintahan Kraton.
Selain menampilkan berbagai koleksi bersejarah seperti pakaian resmi aparatur nagari, arsip kuno, serta sistem kelembagaan pemerintahan Kraton, pameran ini juga mengungkap makna mendalam di balik busana aparatur nagari. Busana ini tidak sekadar pakaian, tetapi juga menjadi simbol struktur sosial, pangkat, dan filosofi dalam budaya Kraton Yogyakarta.
Kurator pameran, Fajar Widjanarko, menjelaskan bahwa pameran ini tidak hanya menampilkan atribut busana aparatur negara, tetapi juga sistem kepangkatan yang saat ini dimanifestasikan dalam tata pemerintahan. Ia juga mengaitkan konsep Hamong Nagari dengan prinsip dalam Konvensi Montevideo tahun 1933 di Uruguay, yang menyebutkan bahwa unsur utama sebuah negara terdiri dari wilayah, pemerintahan, penduduk, dan pengakuan dari negara lain.
Lebih lanjut, pameran ini turut menyoroti mekanisme peradilan dan pengelolaan pertanahan Kraton Yogyakarta, serta berbagai aspek unik dalam sistem tata pemerintahannya yang sarat akan nilai historis dan kearifan lokal.
Pengunjung juga memiliki kesempatan untuk merasakan langsung tekstur kain yang digunakan oleh bangsawan Kraton Yogyakarta pada masa lampau. Pameran ini bertujuan untuk memberikan wawasan mendalam tentang sistem pemerintahan tradisional Kraton serta peran aparatur nagari dalam menjaga keberlanjutan dan eksistensi Kraton Yogyakarta hingga saat ini.
Ketua DPRD DIY, Nuryadi, mengajak masyarakat, terutama generasi muda, untuk memahami sejarah berdasarkan sumber yang kredibel agar tidak mengalami distorsi. Ia menegaskan pentingnya menjaga keaslian sejarah dan mendorong masyarakat DIY untuk mengunjungi pameran ini guna menambah wawasan mereka.
“Jangan sampai sejarah ini dibelokkan. Generasi muda DIY harus bertanggung jawab menjaga dan memahami sejarah. Oleh karena itu, saya mengajak masyarakat untuk menyempatkan diri berkunjung ke pameran ini agar semakin memahami warisan budaya kita,” ujar Nuryadi.