Kasus PMK Meluas, Pasar Hewan Imogiri Kembali Ditutup

1
Joko Waluyo, selaku Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul. (Foto: RRI)

BeritaYogya.com – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul memutuskan untuk memperpanjang penutupan Pasar Hewan Imogiri akibat meningkatnya kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Menurut Kepala DKPP Bantul, Joko Waluyo, penutupan yang seharusnya berakhir pada Senin (27/1/2025) diperpanjang hingga 10 Februari karena jumlah sapi yang terjangkit terus bertambah.

“Saat ini, terdapat 500 ekor sapi yang positif PMK. Sebanyak 58 ekor telah mati, tiga ekor harus dipotong, dan 13 ekor lainnya dinyatakan sembuh,” ujar Joko pada Senin (27/1/2025).

Joko mengungkapkan bahwa penyebaran PMK kini hampir merata di seluruh wilayah Kabupaten Bantul. Untuk menekan angka kasus, vaksinasi terus digencarkan oleh pihaknya.

“Awalnya kasus lebih banyak ditemukan di Kapanewon Bambanglipuro, Kretek, dan Pundong. Namun, kini sudah meluas ke berbagai wilayah. Saat ini, sebanyak 3.250 dosis vaksin dari Kementerian Pertanian telah diberikan kepada ternak,” jelasnya.

Di sisi lain, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Syam Arjayanti, mengungkapkan bahwa meskipun kasus meningkat, beberapa peternak masih menolak vaksinasi untuk ternak mereka.

“Mereka mengira sapi yang sehat tidak perlu divaksin, padahal vaksin justru diperlukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh ternak,” katanya.

Untuk mengatasi penolakan ini, DPKP DIY telah bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk asosiasi peternak, perkumpulan dokter hewan, serta perguruan tinggi guna memberikan edukasi kepada masyarakat.

“Jika sapi sudah terinfeksi, vaksinasi menjadi terlambat. Oleh karena itu, vaksin harus diberikan saat sapi masih sehat. Beruntung, kesadaran peternak mulai meningkat seiring melonjaknya kasus PMK,” tambahnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here