Kasus Makin Meningkat, 20 Sapi Mati Akibat Antraks di Gunungkidul

194
Ilustrasi sapi mati akibat antraks (Foto: Ist)
Ilustrasi sapi mati akibat antraks (Foto: Ist)

BeritaYogya.com – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul mencatat sebanyak 20 ekor sapi mati akibat antraks selama periode Februari hingga Maret 2025. Kasus kematian hewan ternak ini ditemukan di dua wilayah, yaitu Kalurahan Tileng, Kapanewon Girisubo, serta Bohol, Kapanewon Rongkop.

Kepala Disnak Keswan, Wibawanti Wulandari, mengungkapkan bahwa kematian sapi terjadi secara mendadak dan tidak saling berkaitan antar lokasi.

“Sejak Februari-Maret, memang ada beberapa kasus, baik sapi maupun kambing, yang mati mendadak,” ujar Wibawanti, Selasa (8/4/2025).

Namun demikian, pihaknya menghadapi kendala dalam melacak penyebaran antraks karena adanya praktik penjualan hewan yang mati mendadak, sebelum sempat diperiksa.

“Biasanya hewan yang mati langsung dipotong supaya laku. Kalau belum dipotong, pembeli mungkin enggan. Contohnya kemarin ada satu sapi mati, langsung dipotong di kandang, lalu dagingnya dipikul dan dibawa sekitar satu kilometer. Ini berisiko menimbulkan penyebaran spora antraks,” jelasnya.

Wibawanti menambahkan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai langkah pengendalian, termasuk penyemprotan disinfektan di area-area yang terdampak kematian ternak. Meski tidak semua hewan diperiksa di laboratorium, ternak dengan gejala mirip antraks tetap dicatat sebagai kasus antraks untuk kewaspadaan.

“Sterilisasi lokasi sudah kami lakukan semaksimal mungkin. Tapi tidak semua hewan kami uji lab, karena ada juga yang langsung kami kategorikan antraks berdasarkan gejalanya,” pungkasnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini