Harga Tiket Pesawat Khusus Non Prime Time

82
Pesawat Garuda Indonesia ( Foto: Garuda-Indonesia.Com)

BeritaYogya.Com – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berupaya menurunkan harga tiket pesawat di tengah tingginya harga bahan bakar avtur. Pelaksana Tugas (PLT) Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nur Isnin Istiartono mengungkapkan, harga tiket pesawat bisa diturunkan melalui kolaborasi pemerintah dengan para kementerian/lembaga.

“Maupun kolaborasi antar para operator penerbangan maupun dengan dunia usaha nasional lainnya seperti BNI yang kemarin kolaborasi dengan GA group dan Lion Group,” ujar Isnin saat dihubungi, pada Rabu 31 Agustus.

Isnin mengatakan, operator bandara juga turun berkontribusi terutama pada peningkatan load factor dan utilitas operation pesawat termasuk mengatur pola perjalanan. “Pola perjalanan yang kurang urgent bisa bergeser ke jadwal-jadwal yang nonprime schedule, membantu peningkatan load factor penerbangan pada nonprime schedule,” ungkapnya.

Isnin juga menambahkan, pemerintah daerah turut berperan menjaga konektivitas melalui peningkatan tingkat keterisian pesawat agar maskapai dapat menjaga finansial.

 “Ini membantu konektivitas dan tingkat keterisian pesawat,” katanya.

Sebelumnya, Menhub Budi Karya Sumadi mengapresiasi kolaborasi sejumlah maskapai dengan sektor perbankan melalui peluncuran program “Terbang Hemat.” Program ini diinisiasi oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dengan menggandeng dua maskapai yakni Garuda Indonesia dan Lion Air Group. Budi mengatakan, bahwa program Terbang Hemat ini bertujuan untuk mendukung upaya menstabilkan kembali harga tiket pesawat serta mengendalikan inflasi sebagaimana arahan dari Presiden RI Joko Widodo.

“Saya mengapresiasi langkah nyata yang dilakukan BNI bersama Garuda Indonesia dan Lion Air Group,” ucap Budi saat menghadiri acara peluncuran program Terbang Hemat di Jakarta, Kamis 25 Agustus. Budi mengatakan, program tersebut diharapkan dapat memberikan harga tiket pesawat yang lebih terjangkau, khususnya di waktu-waktu tertentu.

 “Tadi istilahnya ada waktu prime time dan non-prime time. Non-prime time itu biasanya di hari Senin sampai Kamis di siang hari yang dapat memberikan harga tiket yang lebih kompetitif,” ungkapnya. Budi menjelaskan, melalui upaya pemberian tarif khusus di waktu non prime time ini diharapkan agar bisa meningkatkan tingkat keterisian penumpang di waktu tersebut. “Kalau penumpang (non prime time) bertambah, maskapai akan mendapatkan pemasukan, sehingga diharapkan dapat mengurangi tarif maksimal di waktu prime time,” tuturnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here