BeritaYogya.com – Kabar duka menyelimuti Yogyakarta. Hamzah Sulaiman, tokoh di balik dua ikon usaha budaya ternama di kota tersebut—Hamzah Batik (sebelumnya Mirota Batik Malioboro) dan The House of Raminten—meninggal dunia pada usia 75 tahun. Almarhum dikenal sebagai pengusaha, seniman, sekaligus budayawan yang memberi warna khas dalam dunia bisnis dan seni di Yogyakarta.
Hamzah, yang juga dikenal dengan gelar kebudayaan Kanjeng Mas Tumenggung Tanoyo Hamiji Nindyo, atau akrab dipanggil Raminten, menghembuskan napas terakhirnya pada Rabu malam di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
Menurut Nova, Manajer The House of Raminten, jenazah almarhum akan menjalani prosesi kremasi pada Sabtu (26/4/2025) di Rumah Duka PUKJ, Jalan Kadipiro, Yogyakarta. “Keluarga telah sepakat jenazah akan dikremasi hari Sabtu nanti,” ujarnya saat diwawancarai oleh RRI.
Hingga saat ini belum ada konfirmasi resmi mengenai penyebab wafatnya Hamzah. Namun, diketahui sebelumnya almarhum memiliki riwayat penyakit gula darah.
Nama Raminten sendiri pertama kali dikenal publik lewat perannya dalam sebuah acara komedi di Jogja TV. Dalam acara tersebut, Hamzah memerankan karakter perempuan Jawa tradisional lengkap dengan kebaya, jarik, dan sanggul. Karakter ini kemudian melekat kuat pada dirinya dan dijadikan identitas dalam bisnis kuliner serta kebudayaan yang ia rintis.
The House of Raminten didirikan pada 26 Desember 2008 di Jalan Faridan Muridan Noto No. 7, Kotabaru, Yogyakarta. Restoran ini terkenal karena konsep uniknya yang menggabungkan budaya Jawa dengan suasana spiritual, serta menu-menu khas yang disajikan dengan sentuhan lokal. Sementara Hamzah Batik dikenal sebagai toko batik yang tidak hanya menjual kain, tetapi juga menjadi pusat edukasi budaya batik dan seni pertunjukan.
