Bantul Targetkan 5.196 Hektare Tanaman Jagung Sepanjang 2025

2
Ilustrasi Tanaman Jagung (Foto: Ist)
Ilustrasi Tanaman Jagung (Foto: Ist)

BeritaYogya.com – Pemerintah Kabupaten Bantul melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) menetapkan target ambisius untuk perluasan tanaman jagung sepanjang tahun 2025, yakni mencapai luas tanam 5.196 hektare. Target ini melonjak dibandingkan dengan capaian tahun-tahun sebelumnya yang hanya berkisar antara 3.800 hingga 4.000 hektare.

Kepala DKPP Bantul, Joko Waluyo, mengatakan bahwa meski saat ini tanaman jagung belum memasuki masa panen, pihaknya optimis target luas tanam tersebut bisa tercapai. “Tahun ini kita genjot hingga 5.196 hektare. Sebelumnya, paling tinggi hanya 4.000-an hektare,” ujarnya, Jumat (18/4/2025).

Joko menjelaskan bahwa lahan untuk penanaman jagung tersebar di seluruh wilayah Bantul, baik yang berada di atas lahan baku sawah maupun non-lahan baku yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal.

Lahan sawah yang selama ini ditanami padi, lanjutnya, akan diarahkan ke pola tanam padi–padi–palawija, di mana jagung menjadi salah satu komoditas unggulan selain kedelai, kacang tanah, dan bawang merah. Sementara itu, lahan non-baku sawah—seperti kawasan di Canden, Jetis—juga mulai dimanfaatkan setelah dilakukan pembersihan dan pemulihan lahan.

“Di Canden itu sebelumnya lahan tidak subur dan harus dilakukan land clearance. Sekarang sudah ditanami jagung,” terangnya. Tak hanya itu, lahan pasir di pantai selatan Bantul juga mulai dikembangkan untuk budidaya jagung, meskipun bukan tergolong lahan sawah produktif.

Jika seluruh target penanaman dapat tercapai, maka DKPP memperkirakan produksi jagung Bantul tahun ini bisa tembus lebih dari 40.000 ton. Estimasi ini dihitung dari rata-rata produktivitas antara 7 hingga 9 ton per hektare.

Namun, Joko tak menampik adanya tantangan di lapangan. Salah satunya adalah gangguan dari populasi monyet ekor panjang (MEP) yang kerap menyerang lahan jagung di wilayah Dlingo, Imogiri, Pundong, dan Pleret. “Itu yang masih jadi kekhawatiran kami, terutama di empat kecamatan tersebut,” ujarnya.

Untuk pemasaran hasil panen, jagung dari para petani Bantul selama ini diserap oleh kalangan peternak ayam petelur. Jagung pipil kering menjadi komoditas penting bagi mereka sebagai bahan utama pakan ternak.

“Peternak ayam petelur di daerah Pajangan, yang jumlah ayamnya mencapai satu juta ekor, sangat bergantung pada ketersediaan jagung. Bagi mereka, harga dan ketersediaan jagung bahkan lebih penting dari harga telur,” pungkas Joko.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini