BeritaYogya.com – PT Jasa Marga, Dinas Perhubungan, dan Polres Sleman menerapkan sistem buka-tutup bagi kendaraan yang masuk melalui Exit Tol Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Sleman, pada Senin (31/3/2025).
Wakil Kepala Satlantas Polres Sleman, Iptu Catur Bowo Laksono, menyatakan bahwa pihaknya tidak akan melakukan penutupan penuh terhadap Exit Tol Tamanmartani. Sebagai alternatif, sistem buka-tutup diterapkan guna mengurai kepadatan lalu lintas.
“Kami terus memperbarui informasi dengan PT Jasa Marga. Kami memilih skema buka-tutup. Jika Exit Tol Tamanmartani mengalami kepadatan, maka Tol Prambanan akan ditutup. Setelah situasi kondusif, akses menuju Exit Tol Tamanmartani akan dibuka kembali,” ungkap Bowo saat ditemui di lokasi.
Lonjakan arus kendaraan dari Exit Tol Tamanmartani cukup signifikan dibandingkan beberapa hari sebelumnya. Hingga pukul 12.00 WIB, tercatat 2.368 kendaraan keluar dari tol, dengan rata-rata 350 hingga 400 kendaraan per jam.
Menurut Bowo, Exit Tol Tamanmartani saat ini hanya berfungsi sebagai pintu keluar kendaraan, sedangkan pembukaan sebagai pintu masuk baru akan dilakukan pada Selasa (1/4/2025).
Dari Exit Tol Tamanmartani, kendaraan dapat memilih dua jalur, yaitu ke utara menuju Magelang atau ke selatan menuju Jogja. Namun, kendaraan yang menuju ke Jogja sering kali menyebabkan antrean panjang.
Arus lalu lintas dari Jalan Cangkringan yang mengarah ke Jalan Raya Solo-Jogja turut menambah kepadatan, terutama di sekitar SPBU Pertamina Kalasan dan Bale Bengong Resto. Di persimpangan tersebut, kendaraan dari arah barat terpaksa berhenti untuk memberi jalan bagi kendaraan yang datang dari utara.
Petugas Pemantau Lalu Lintas Pos Prambanan Dinas Perhubungan DIY, Yoseph Tria Nospindarta, menjelaskan bahwa kemacetan di Jalan Raya Solo-Jogja, Kalasan, dipicu oleh volume kendaraan yang keluar dari Exit Tol Tamanmartani.
“Saat ini Exit Tol Tamanmartani masih dibuka. Jika beban lalu lintas terlalu tinggi, kebijakan penutupan sementara akan diberlakukan,” ujar Yoseph.
Menurutnya, jumlah kendaraan yang masuk dari Jawa Tengah melalui Prambanan berkisar 300 hingga 500 kendaraan per jam. Akibatnya, antrean yang sebelumnya hanya mencapai 30 meter kini memanjang menjadi 60 hingga 90 meter.