AECC ke-23: Meningkatkan Daya Saing Ekonomi dengan 16 Prioritas Economic Deliverables

6
AECC ke-23 di Jakarta (Foto: Kemenparekraf)

BeritaYogya.com – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-43 di Jakarta menandai penutupan Puncak Keketuaan Indonesia di ASEAN pada tahun 2023. KTT ke-42 sebelumnya telah diselenggarakan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada tanggal 9-11 Mei. Persiapan untuk kelompok pilar ekonomi telah dilakukan melalui pertemuan Senior Economic Officials’ Meeting pada hari Sabtu (2/9/2023) di Jakarta.

Pertemuan ini bertujuan untuk mempersiapkan dan membahas berbagai agenda yang akan dibahas dalam pertemuan tingkat Menteri, yaitu The 23rd ASEAN Economic Community Council (AECC) Meeting, yang dijadwalkan pada hari Minggu (3/9/2023). AECC akan dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, yang memiliki tanggung jawab terhadap pilar-pilar ekonomi dalam ASEAN.

Pilar ekonomi ini mencakup tiga Strategic Thrust, yaitu Recovery Rebuilding, Digital Economy, dan Sustainability. Di dalam ketiga pilar ini terdapat 16 Priority Economic Deliverables (PED).

Dari 16 PED tersebut, enam di antaranya dalam kategori Recovery Rebuilding sudah selesai, termasuk ASEAN Services Facilitation Framework (ASFF), pemulihan ekonomi dan stabilitas keuangan, penguatan ketahanan pangan dan gizi, perubahan kedua dalam Agreement Establishing the ASEAN–Australia–New Zealand Free Trade Area (AANZFTA), pembentukan Unit pendukung RCEP, dan ASEAN Framework on Industrial Project-Based Initiative.

Sementara itu, lima dari lima belas PED dalam kategori Digital Economy telah selesai, termasuk pelaksanaan Electronic Certificate of Origin (e-Form D) melalui ASEAN Single Window, peningkatan konektivitas pembayaran dan literasi keuangan digital, serta penguatan sektor keuangan. Dua PED lainnya masih dalam proses, termasuk ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA) dan Regulatory Pilot Space (RPS) untuk aliran data digital lintas batas.

Pada pilar ketiga, yaitu Sustainability, lima PED telah disepakati, tiga di antaranya telah selesai, termasuk Harmonisasi Standar ASEAN untuk mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), pengembangan ekosistem kendaraan listrik, dan ASEAN Blue Economy Framework. Dua PED sisanya, yaitu pembiayaan transisi untuk keuangan berkelanjutan dan energi hijau, masih dalam proses.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, mengungkapkan bahwa dari 16 prioritas ekonomi tersebut, sebanyak 11 PED diharapkan akan diselesaikan selama KTT ini. Lima PED lainnya diharapkan akan segera selesai pada kuartal keempat tahun 2023.

Dalam konteks perkembangan PED, pertemuan ini juga membahas tentang ekosistem mobil listrik (EV) dan Digital Economy Agreement Framework (DEFA). ASEAN berkomitmen untuk mempromosikan standardisasi dalam hal stasiun pengisian EV dan memperkuat kerja sama dengan negara-negara lain untuk mengembangkan ekosistem EV di wilayah ini.

Sementara DEFA akan menjadi tonggak penting dalam integrasi ekonomi digital regional dan diharapkan akan mendatangkan investasi, mendorong inovasi, meningkatkan produktivitas, menciptakan lapangan kerja, dan mendukung sektor UMKM.

Pertemuan ini juga menghadirkan tujuh narasumber yang membahas berbagai aspek terkait PED dan pilar ekonomi ASEAN.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here