
BeritaYogya.com – Pemerintah Indonesia terus memperkuat upaya menjaga ruang siber nasional melalui Forum Komunikasi Sandi dan Siber Daerah (Forkomsanda). Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), anomali trafik internet terpantau mencapai jutaan setiap harinya, menjadi sinyal penting bagi upaya pencegahan terhadap potensi serangan siber.
Anomali trafik merupakan kondisi tidak lazim dalam lalu lintas jaringan, biasanya terjadi akibat peningkatan aktivitas pengguna, serangan tersembunyi, atau pola akses yang tidak wajar. Kondisi ini bisa menjadi indikasi awal adanya serangan yang harus segera diidentifikasi dan ditangani.
Kepala Biro Hukum dan Komunikasi Publik BSSN, Brigjen TNI Berty Beatus Wilem Sumakud, saat peringatan HUT Persandian ke-79 di Museum Sandi Jogja, menuturkan bahwa meskipun ada banyak anomali, belum ditemukan serangan siber signifikan sejauh ini. Hal tersebut berkat pengawasan dan perlindungan sistem yang terus dilakukan.
“Anomali trafik memang sangat banyak, mungkin mencapai jutaan. Namun karena kami terus menjaga sistem, sampai saat ini tidak ada insiden serangan besar yang muncul,” ujar Berty.
Senada dengan itu, Ketua Forkomsanda DIY, Hari Edi Tri Wahyu Nugroho, mengungkapkan bahwa forum ini menjadi wadah kolaborasi strategis antara Pemda, TNI, Polri, dan Kejaksaan untuk menangkal potensi serangan. Peringatan dini dari BSSN kerap dikirimkan ke daerah sebagai sinyal kewaspadaan terhadap kelemahan sistem aplikasi pemerintahan.
Hari Edi yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Kominfo DIY, menjelaskan bahwa DIY termasuk dalam empat wilayah dengan anomali trafik tertinggi di Indonesia. Karena itu, kesadaran keamanan siber di kalangan aparatur pemerintahan menjadi hal yang sangat krusial. Salah satu langkah paling sederhana adalah memastikan penggunaan password yang kuat dan tidak sembarangan.
“Password itu harus unik, minimal tujuh karakter yang memuat huruf, angka, dan simbol. Jangan dibagikan sembarangan. Hal ini penting untuk mencegah kebocoran data,” jelasnya.
Sementara itu, dalam rangkaian HUT Persandian, Museum Sandi turut mengajak masyarakat untuk mengikuti napak tilas sejarah persandian di Jogja, sekaligus memberikan edukasi mengenai pentingnya menjaga keamanan siber di era digital.