
BeritaYogya.com – Politeknik “Akademi Teknologi Kulit” (ATK) Yogyakarta semakin mengukuhkan dirinya sebagai institusi vokasi unggulan dalam industri kerajinan kulit. Kampus yang berlokasi di Jalan Lingkar Yogyakarta ini telah lama berkontribusi dalam pengembangan teknologi pengolahan kulit.
Baru-baru ini, ATK Yogyakarta menerima kunjungan dari Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kanwil Kemenkum) DIY dalam rangka identifikasi serta pengembangan potensi Kekayaan Intelektual (KI) atas berbagai produk inovatif berbahan kulit yang dihasilkan.
Sebagai perguruan tinggi yang mengutamakan pendekatan ilmiah, ATK Yogyakarta telah melahirkan beragam produk berkualitas tinggi seperti dompet, sepatu, topi, dan aksesoris berbahan kulit lainnya. Dengan desain yang unik serta nilai keilmuan yang kuat, produk-produk ini berpotensi untuk mendapatkan perlindungan hukum sebagai hak kekayaan intelektual.
Kepala Kanwil Kemenkum DIY, Agung Rektono Seto, mengapresiasi inovasi yang telah dikembangkan oleh mahasiswa ATK.
“Produk-produk dari Politeknik ATK memiliki keunggulan karena memadukan seni, teknologi, dan riset. Kami melihat peluang besar untuk mendaftarkannya sebagai desain industri atau hak cipta, sehingga bisa lebih diapresiasi baik di tingkat nasional maupun global,” ujar Agung dalam kunjungannya pada Rabu (26/3/2025) siang.
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya Kanwil Kemenkum DIY dalam mendorong perlindungan hak kekayaan intelektual di sektor pendidikan vokasi. Pihak Politeknik ATK, yang diwakili oleh Yuli Suwarno, menyambut baik dukungan ini.
“Kami percaya bahwa perlindungan KI akan berdampak besar bagi industri kulit di Yogyakarta. Dengan adanya pengakuan hukum, karya-karya mahasiswa kami tidak hanya mendapat nilai tambah, tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi mendatang,” ungkap Yuli.
Melalui inisiatif ini, Politeknik ATK Yogyakarta diharapkan semakin berkembang sebagai pusat inovasi kerajinan kulit berbasis kekayaan intelektual, sekaligus memperkuat posisi Yogyakarta sebagai kota kreatif yang menjunjung kearifan lokal.