BeritaYogya.com – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mengeluarkan rekomendasi untuk upaya mitigasi bencana bersama di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, khususnya dalam menghadapi potensi gempa bumi.
Hendra Gunawan, Kepala PVMBG, menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan sosialisasi secara intensif terkait potensi dan tindakan pencegahan yang perlu diambil selama terjadi bencana, terutama di wilayah Cianjur. Rekomendasi hasil pembahasan lintas sektoral tersebut mencakup upaya mitigasi bencana yang dapat dilakukan bersama, termasuk partisipasi masyarakat di wilayah rawan gempa.
Dalam sebuah Focus Group Discussion (FGD) tentang Pengembangan Kapasitas dan Sistem Peringatan Dini Terintegrasi Kebencanaan Geologi yang diadakan di Cianjur pada Minggu (19/11/2023), peserta dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk pemerintahan, kepolisian, BPBD Cianjur, dan BNPN, melakukan peninjauan langsung ke lokasi terdampak gempa. Tujuannya adalah untuk melihat langkah-langkah yang diperlukan oleh PVMBG terkait mitigasi bencana geologi, termasuk tindakan praktis yang bisa diambil oleh masyarakat dalam upaya pencegahan pertama.
Hendra menambahkan bahwa dalam FGD tersebut, PVMBG meluncurkan Portal Mitigasi Bencana Geologi (MBG), berupa aplikasi web yang menyajikan informasi kebencanaan geologi, seperti aktivitas gunung api, gerakan tanah atau longsor, gempa bumi, dan tsunami, berbasis Geospatial Information System (GIS).
“Peluncuran Portal MBG ini memungkinkan warga, terutama yang tinggal di wilayah rawan bencana seperti Kabupaten Cianjur, untuk mendapatkan informasi kebencanaan secara langsung melalui website vsi.esdm.go.id. Dengan demikian, warga yang terancam dapat segera mendapatkan data tentang wilayahnya,” ujar Hendra.
Muhammad Wafid, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, menyatakan bahwa Cianjur rentan terhadap penggabungan bencana atau multi hazard, terutama setelah gempa pada 21 November 2022 di Kecamatan Cugenang. Ia menekankan potensi terjadinya multi-hazard di Cianjur yang melibatkan tanah longsor atau pergerakan tanah selain gempa. Sebagai respons, Badan Geologi terus melakukan evaluasi terhadap peringatan dini bencana, termasuk penelitian terkait sesar di Cianjur dan sesar terkait lainnya.