Kota Yogyakarta Berbagi Pengalaman Penanganan Stunting dengan Kota Jayapura

19
Kunjungan Kerja dari TP PKK Kota Jayapura ( Foto : Pemkot Jogja )

BeritaYogya.com – Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan Kesejahteraan dan Keluarga (PKK) Kota Yogyakarta menerima kunjungan dari TP PKK Kota Jayapura pada Selasa pagi (17/10/2023).

Ketua TP PKK Kota Jayapura, Maria Yuvita Gobat Pekey, memimpin kunjungan tersebut dan diterima oleh Ketua TP PKK Kota Yogyakarta, Atik Wulandari.

Maria Yuvita menyampaikan tujuan kunjungannya ke Kota Yogyakarta, yaitu untuk belajar tentang upaya penanganan kasus stunting pada balita.

“Kami ingin menggali pengetahuan agar kami dapat mengadopsi dan mengikuti langkah-langkah yang telah diterapkan oleh PKK Kota Yogyakarta dalam penanganan stunting pada anak-anak kecil,” tuturnya di Gedung PKK Komplek Balaikota.

Atik Wulandari, Ketua TP PKK Kota Yogyakarta, merespons kunjungan tersebut dengan menjelaskan bahwa tingkat kejadian dan prevalensi kasus stunting di Kota Yogyakarta terus menurun. 

Pada tahun 2022, angkanya mencapai 13,8 persen.

Menurutnya, angka tersebut telah melebihi target nasional, yaitu 14 persen pada tahun 2024.

Atik menjelaskan bahwa TP PKK Kota Yogya terus berupaya dalam kolaborasi dan sinergi dengan instansi terkait serta ibu-ibu yang aktif dalam PKK di berbagai wilayah, termasuk di kemantren dan kelurahan.

Kota Yogyakarta juga melaksanakan program dapur balita sehat yang diluncurkan selama pandemi Covid-19, dan program ini diintegrasikan dengan kegiatan posyandu.

“Program ini menjadi dorongan bagi pemenuhan gizi balita selama pandemi, sebagaimana yang selalu dilakukan di posyandu,” ujarnya.

Atik Wulandari menjelaskan bahwa melalui program ini, seluruh balita mendapatkan perhatian khusus terkait gizi. Salah satunya adalah edukasi dan penyuluhan mengenai PMT. 

“Kami juga terlibat dalam pemantauan terhadap balita yang mengalami wasting,” imbuh Atik.

Teknis program ini melibatkan partisipasi masyarakat dalam pengumpulan berbagai jenis bahan makanan, yang kemudian diolah menjadi menu-menu yang sesuai dengan kebutuhan gizi balita. Makanan tersebut kemudian dibagikan kepada balita di wilayah tersebut.

“Umumnya, kegiatan ini dilakukan dua minggu sekali, sehingga program ini sekaligus menghidupkan kembali aktivitas posyandu,” ungkapnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here