Peretasan Akun Media Sosial 11 Awak Redaksi Narasi Ber-ISP Lokal

92
Ilustrasi Peretasan Redaksi Narasi

Zen RS, selaku Pemimpin Redaksi  mengungkapkan setidaknya terdapat 11 kru redaksi Narasi mengalami peretasan secara serentak, meliputi Instagram, Facebook, hingga Telegram dan Whatsapp.


Zen menjelaskan bahwa peretasan pertama kali diketahui pada Sabtu 24 September lalu, saat nomor Whatsapp salah satu kru menerima pesan berisi sejumlah tautan.

“Nomor Whatsapp milik Akbar Wijaya atau Jay Akbar, salah seorang produser @narasinewsroom, menerima pesan singkat melalui Whatsapp sekitar pukul 15.29 WIB yang berisi sejumlah tautan,” ungkap Zen


Jay tidak membuka satu pun tautan dalam pesan singkat tersebut, tetapi hampir sekitar 10 detik setelah pesan singkat itu dibaca ia langsung kehilangan kendali atas akun Whatsapp miliknya sendiri.

Bukan hanya akun Whatsapp, nomor telepon miliknya sendiri juga belum bisa diakses oleh Jay.

Rentetan kejadian peretasan serupa kemudian dialami awak redaksi yang lain melalui akun media sosial mereka masing-masing.

“Sejak saat itu, hingga dua jam berikutnya, satu per satu usaha meretas akun-akun media sosial awak redaksi terjadi,” papar Zen.

Setelah melakukan pengecekan terhadap semua perangkat milik kru, Zen dan pihaknya meyakini bahwa peretasan sebenarnya sudah dilakukan sejak hari Jumat, 23 September.


Saat itu, tiga akun Telegram termasuk milik produser dan manajer Mata Najwa sudah berusaha diretas.

Dari tiga upaya peretasan itu, salah satu di antaranya berhasil masuk.

Najwa Shihab dalam postingan Istagramnya pada Minggu 25 September 2022 membagikan informasi yang sama saat 11 awak redaksi Narasi diretas.

“Beberapa berhasil masuk ke akun Telegram dan Facebook, walau kini sudah berhasil dikuasai kembali,” tutur Zen.

“Kami belum tahu apakah ini terkait kerja-kerja jurnalistik yang kami lakukan atau bukan, tapi cukup jelas usaha peretasan ini dilakukan secara serentak sehingga berpola dan berasal dari pelaku yang kemungkinan besar sama,” lanjutnya.

Dia mengungkapkan mayoritas usaha peretasan berasal dari IP Address dan perangkat yang identik atau sama.

Hasil pemeriksaan internal yang dilakukan menemukan bahwa IP Address tersebut menggunakan salah satu ISP lokal.

Zen juga mengimbau kepada publik agar mengabaikan pesan apabila ada yang merasa dihubungi oleh awak redaksi Narasi dan meminta hal mencurigakan yang berkaitan dengan kerja jurnalistik.

Lebih lanjut, Zen meminta pihak-pihak terkait termasuk provider dan platform, agar bersedia membantu Narasi untuk menyelidiki rentetan kejadian ini.

“Langkah-langkah pencegahan dan respons lainnya yang relevan sudah, sedang dan akan kami lakukan,” kata Zen.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here